Sudahkah Anda memahami apa itu tier dalam memilih data center? Kenali empat klasifikasi tier dalam data center dan spesifikasinya di artikel ini.
Ada banyak pertimbangan yang harus Anda pikirkan saat membeli layanan hosting data center. Salah satunya yaitu tingkatan tier dalam data center yang akan digunakan. Namun, sudahkah Anda mengenal apa itu tier pada data center serta klasifikasi tingkatannya?
Spesifikasi tier ini tentu tidak boleh dilewatkan ketika Anda hendak membeli layanan hosting. Pasalnya, tingkatan tier yang berbeda sangat berpengaruh pada tingkat keamanan data website yang disimpan di server-nya. Masalahnya, bagaimana cara memilih tier yang sesuai dengan kebutuhan Anda? Langsung simak saja ulasan lengkap mengenai tier di bawah ini.
Apa itu Tier pada Data Center?
Tier merupakan spesifikasi yang menandakan tingkatan teknologi dan sistem keamanan data center. Pembagian tier ini dimulai pada tahun 1990-an. Tier sangat berguna sebagai panduan untuk membandingkan performa dan kualitas antara data center satu dan data center yang lainnya. Makin tinggi tingkatan tier, artinya kualitas data center tersebut makin bagus dan memiliki harga yang cukup tinggi.
Baca Juga:
Data Center, Solusi Mudah untuk Amankan Data Anda!
Istilah tier ini bisa dianalogikan seperti sebuah hotel berbintang. Setiap jumlah bintang menandakan kelengkapan fasilitas yang tersedia dalam hotel tersebut. Begitu pula data center, ada beberapa tier yang membagi infrastruktur data ini berdasarkan berdasarkan fitur, kinerja, dan tingkat keamanannya.
Apa saja Tingkatan Tier pada Data Center?
Ada empat tingkatan tier berdasarkan Telecommunication Industry Association (TIA) 942. Berikut penjelasan lengkap mengenai masing-masing klasifikasi tier sebagai panduan Anda dalam memilih data center.
1. Tier 1 (Basic Site Infrastructure)
Tier pertama merupakan tingkatan data center yang paling dasar. Setiap server dalam data center hanya memiliki satu uplink atau jalur distribusi non-redundant yang bertugas untuk melayani peralatan IT. Biasanya, tier pertama digunakan oleh perusahaan yang telah memiliki data center-nya sendiri.
Tier ini hanya mampu melayani kegiatan operasional selama jam kerja bisnis dan sudah memiliki UPS sebagai sarana backup-nya. Tingkat uptime-nya mencapai 99,671% per tahunnya dan mampu menoleransi gangguan maksimal dalam 28 jam.
2. Tier 2 (Redundant Site Infrastructure Capacity Components)
Spesifikasi data center tier kedua hampir mirip seperti tier pertama. Perbedaannya terletak pada komponen redundant yang terdapat pada tier kedua sehingga data center telah memiliki sumber daya cadangan. Perusahaan yang ingin menggunakan data center tier kedua harus memiliki generator set (genset), raised floor sebagai pendingin, UPS, penyimpanan energi, dan peredam panas.
Data center tier kedua memiliki tingkat uptime sebanyak 99,741% per tahunnya dan memiliki toleransi gangguan maksimal hanya 22 jam. Apabila terjadi gangguan, Anda harus melakukan proses shutdown pada data center tier kedua sampai selesai.
3. Tier 3 (Concurrently Maintainable Site Infrastructure)
Tier ketiga merupakan versi lanjutan dari data center tier kedua dengan tambahan fitur seperti peralatan dual power dan jumlah uplink lebih dari satu. Anda harus menyediakan lebih dari satu sumber daya listrik dan jaringan internet yang lancar sehingga tidak perlu melakukan shutdown ketika terjadi maintenance. Ada pun tingkat uptime-nya sebesar 99,982% dan hanya memiliki toleransi gangguan selama 1,5 jam per tahunnya.
Baca Juga:
Mengenal Tier 3 Data Center dan Keunggulannya
4. Tier 4 (Fault Tolerant Site Infrastructure)
Terakhir, ada tier keempat yang merupakan klasifikasi data center tertinggi. Tier keempat bersifat fault-tolerant sehingga memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi. Data center tier keempat dipantau selama 24 jam secara otomatis sehingga aman dari gangguan teknis maupun non-teknis. Tingkat uptime tier keempat hampir sempurna, yaitu 99,995% dengan toleransi downtime hanya berkisar 30 menit per tahunnya.
Sekarang, Anda sudah memahami apa itu tier dalam data center serta klasifikasi tingkatannya. Pertanyaannya, sudahkah Anda memilih klasifikasi tier data center yang diinginkan? Apabila belum memutuskan, Anda bisa mencoba
Virtual Private Cloud (VPC) dari Cloudmatika. VPC sudah terletak dalam tier ketiga sehingga sudah sesuai dengan regulasi yang dianjurkan oleh pemerintah Indonesia.
Keistimewaan VPC kami terletak pada teknologi Hyper Converged yang mampu meningkatkan performa server 10 kali lebih cepat. Sistem konfigurasi VPC juga sangat fleksibel sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Selain itu, Anda cukup mengelola dan memantau kinerja VPC dalam satu dashboard sehingga prosesnya lebih efisien. Masih banyak lagi fitur dan keunggulan VPC dari Cloudmatika yang berguna untuk perusahaan Anda. Hubungi kami sekarang juga melalui
WhatsApp untuk berkonsultasi dan mengetahui informasi lebih lanjut tentang layanan ini.