Apa itu Data Loss Prevention (DLP) dan Jenis-jenisnya

By 05 January, 2023

DLP adalah kebijakan penting yang harus diimplementasikan dalam perusahaan. Baca artikel ini untuk memahami lebih dalam tentang DLP dan fungsinya.

‘Lebih baik mencegah daripada mengobati’, begitulah peribahasa yang sering Anda dengar. Peribahasa ini berlaku pula dalam konteks penyimpanan data perusahaan agar tidak mudah hilang. Data Loss Prevention alias DLP adalah langkah yang bisa Anda terapkan di perusahaan untuk mencegah kehilangan data.

Data dan informasi tentu merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan perusahaan. Kehilangan data penting tentu akan membawa kerugian yang cukup signifikan. Perusahaan tentu akan membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan kembali data tersebut jika masih memiliki cadangannya.

Penerapan DLP tentu merupakan solusi terbaik untuk mengatasi risiko kehilangan data. Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan DLP? Simak ulasan lengkap mengenai DLP di artikel ini!
 

Mengenal DLP (Data Loss Prevention)

Ada dua kepanjangan dari DLP, yaitu data loss prevention dan data leakage prevention. Walaupun menggunakan istilah yang berbeda, keduanya memiliki definisi yang sama. DLP adalah kebijakan, teknik, teknologi yang dibuat dengan tujuan mencegah kehilangan data atau informasi sensitif milik perusahaan.

Baca Juga: Memahami Apa itu Data Security: Pengertian dan Manfaatnya bagi Perusahaan Anda

Solusi dalam strategi DLP mencakup proses pendeteksian, pemantauan, dan penghentian aliran arus data dan koneksi yang dianggap tidak sah oleh perusahaan. DLP juga mencegah pengguna agar tidak menghapus data sensitif perusahaan baik disengaja maupun tidak. Selain itu, DLP dapat melindungi data perusahaan dari serangan eksternal dan jaringan yang tidak aman.

DLP bertujuan untuk menghentikan arus informasi agar tidak keluar dari jaringan komputer perusahaan. Artinya, DLP memastikan agar data yang dikirimkan hanya bisa diakses oleh pihak internal perusahaan atau karyawan yang memiliki akses di dalamnya. Ada pun informasi yang dimaksud bisa berupa data finansial, informasi pelanggan dan karyawan, data yang menjadi hak kekayaan intelektual perusahaan, dan sebagainya.

Proses kerja DLP berpatokan pada aturan atau kebijakan yang dibuat perusahaan dalam mendeteksi aliran data yang tidak sah. Contohnya, karyawan Anda memiliki akses untuk melihat data sensitif perusahaan, tetapi tidak boleh membagikannya ke pihak eksternal. Kebijakan tersebut membuat DLP langsung menghentikan aktivitas karyawan yang dianggap sebagai pelanggaran.

Simak ilustrasi berikut ini agar Anda lebih mudah memahami cara kerja DLP: Seorang karyawan mengirim e-mail berisi informasi sensitif perusahaan ke pihak eksternal. DLP langsung menolak pengiriman e-mail tersebut dan melakukan langkah pencegahan ekstrusi agar informasi rahasia tersebut tidak tersebar luas. 


Alasan Perusahaan Membutuhkan DLP

Ada banyak alasan penting perusahaan harus menerapkan kebijakan DLP sejak dini. Apa saja?


1. Ancaman Siber Makin Meningkat

Seiring berkembangnya teknologi keamanan jaringan, hacker makin pintar dalam melancarkan serangannya. Mereka membuat malware atau virus yang lebih canggih agar bisa membobol sistem keamanan jaringan yang lebih kuat. Alhasil, data penting pun bisa hilang dan hal ini berpengaruh pada reputasi perusahaan di mata publik apabila kasusnya terkuak.

Baca Juga: Berbagai Ancaman Keamanan Jaringan Yang Harus Anda Waspadai

DLP sangat diperlukan untuk mengantisipasi ancaman siber yang makin berbahaya. Tidak hanya itu, DLP juga dapat memantau aktivitas yang tidak normal dalam jaringan komputer Anda sehingga bisa dicegah sedini mungkin.


2. Kebocoran Data Bisa Berasal dari Pihak Internal

Masalah kebocoran data bisa pula disebabkan karena ulah karyawan dalam perusahaan Anda. Mereka mencuri dan menjual data penting perusahaan untuk kepentingan sendiri. Tentu saja hal ini dapat membahayakan keamanan perusahaan Anda, apalagi mereka melakukannya secara tersembunyi. 

Penggunaan DLP yang optimal tentu bisa mengatasi masalah pencurian data. DLP juga melacak karyawan yang menjadi pelaku pencurian data sehingga Anda bisa memberikan sanksi kepada mereka. Singkatnya, DLP sangat efektif untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam pengelolaan dan manipulasi data.


3. Risiko Kebijakan BYOD

Kebijakan Bring Your Own Device (BYOD) yang mulai diterapkan perusahaan besar tentu memiliki risikonya tersendiri. Data perusahaan bisa saja bocor karena karyawan mengaksesnya menggunakan perangkat pribadi mereka. Di sinilah DLP bekerja dengan efektif. DLP akan melacak aktivitas yang pernah dilakukan karyawan di perangkat pribadinya sehingga bisa menelusuri asal-muasal kebocoran data yang sedang terjadi.

Baca Juga: Memahami Apa itu Kebijakan Bring Your Own Device (BYOD) pada Sebuah Perusahaan


4. Pengelolaan Data Lebih Aman

DLP membuat proses pengelolaan data lebih fleksibel dan aman. Walaupun menggunakan media penyimpanan dari pihak ketiga, DLP memastikan data yang tersimpan tidak akan keluar dari jaringan komputer perusahaan. Alhasil, data tidak akan mudah bocor dan tetap terjaga kerahasiaannya sehingga hanya bisa diakses oleh pihak internal perusahaan. Beberapa media penyimpanan memiliki fitur backup yang bisa mencegah kehilangan data ketika terjadi masalah.


5. Meningkatkan Peran CISO

Perusahaan saat ini sudah mulai merekrut Chief Information Security Officers (CISO) yang bertanggung jawab untuk menjaga keamanan informasi perusahaan. Peran CISO akan meningkat dengan penerapan DLP dalam perusahaan. Selain itu, teknologi DLP yang canggih juga membantu menyediakan pelaporan yang lengkap untuk diberikan kepada CEO. Laporan ini pula yang menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan keamanan informasi perusahaan.


6. Membantu Pekerjaan Tim IT Perusahaan

Pekerjaan tim IT perusahaan akan lebih mudah dengan menerapkan DLP. Pasalnya, kebocoran data bukanlah hal yang mudah untuk dilacak tanpa bantuan teknologi. Oleh karena DLP mampu melacak rekam jejak aktivitas karyawan, tim IT Anda bisa menemukan akar masalah kebocoran data dengan lebih mudah.


Jenis-jenis DLP yang Dapat Diterapkan

Ada tiga jenis teknologi DLP yang bisa diterapkan dalam perusahaan Anda. Berikut penjelasan mengenai masing-masing teknologinya.


1. Data-in-Motion

Data-in-motion merupakan jenis DLP yang menggunakan enkripsi dalam pengiriman e-mail. Proses enkripsi data ini memungkinkan agar tidak ada orang luar yang bisa mengakses ataupun membaca informasi yang dikirimkan dalam e-mail. Banyak perusahaan menggunakan jenis teknologi ini ketika berkomunikasi dengan pihak eksternal.


2. Data-in-Use

Jenis teknologi DLP ini menggunakan pemrosesan data secara aktif dan menggunakan aplikasi tertentu. Tingkat keamanan teknologi ini lebih tinggi karena data yang disimpan dilindungi dengan sistem autentikasi dan kontrol akses. Pengguna harus memverifikasi dirinya terlebih dahulu agar bisa mengakses data yang terdapat di dalamnya.


3. Data-at-Rest

Teknologi data-at-rest lebih unggul daripada dua jenis lainnya. Pada teknologi ini, DLP memberikan kontrol akses yang tepat kepada karyawan tertentu. Ketika terjadi kebocoran data, DLP langsung melacak rekam jejak akses yang pernah dilakukan karyawan untuk mengetahui penyebabnya.

Bagaimana? Apakah Anda sudah menyadari pentingnya penggunaan DLP di perusahaan? Penerapan kebijakan DLP di perusahaan ini tentu akan lebih mudah dengan adanya bantuan Cyber Protection. Selain melindungi data dari malware, Cyber Protection juga memiliki fitur backup and restore sehingga Anda bisa memulihkan data yang sempat hilang akibat serangan siber. Anda pun bisa mengecek health drive dan melakukan remote desktop hanya dalam satu dashboard sehingga lebih efisien.

Tertarik untuk menggunakan layanan ini? Hubungi kami sekarang juga melalui WhatsApp untuk berkonsultasi dan mengetahui informasinya lebih lanjut. Tingkatkan keamanan jaringan komputer perusahaan Anda hanya dengan layanan terbaik dari Cloudmatika!

cloudmatika cyberprotection
Whatsapp Chat Chat Kami Disini